Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Minggu 23: Thomas Aquinas, Sang Pembuka Cakrawala Teologis Kristen dari Pemikiran Islam

Gambar
  Lukisan "Thomas Aquinas"  karya Fra Angelico pada abad ke-15. Bismillahirrahmanirrahiim, Thomas Aquinas (1225-1274), seorang filsuf Italia berdarah bangsawan dan teolog Kristen yang mengemukakan sebuah gagasan bahwasannya manusia adalah sebuah makhluk yang dapat berpikir sendiri dan melakukan sesuatu tanpa adanya campur tangan Tuhan. Pada masa itu, Eropa Abad Pertengahan berkembang bahwasannya Manusia adalah makhluk yang sudah ditentukan takdirnya oleh Allah sehingga harus menjauhi segala larangan. Inilah alasan kenapa Ordo-ordo Kristen yang menganut prinsip kehidupan kerohaniawan sangat populer ( Ora et Labora ; Berdoa dan Bekerja) dibandingkan Ordo Kristen yang memiliki prinsip penyebaran agama ( Gospel ). Abad pertengahan juga merupakan saat dimana Gereja memiliki kekuatan terbesar dari semua bidang di Eropa Barat. Segala bentuk pemikiran dari seorang yang berasal di luar kalangan Kristen atau bertentangan dengan ajaran Kristen adalah sebuah larangan (Haram). Kekuatan re

Minggu 22 : Dosa Asal Manusia

Gambar
  Ilustrasi Apel Eden & Ular Penggoda (Penyebab terjadi Dosa Asal) Sumber Gambar: Bengcu Menggugat Bismillahirrahmanirrahiim, Artikel sebelumnya menjelaskan tentang pemikiran dari Santo Agustinus, dia menjelaskan tentang konsep negara tuhan dan kehidupan biarawan. Agustinus menjelaskan bahwasannya seorang manusia haruslah mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari hal keduniawian karena manusia mudah terhasut dengan kejahatan dan menghasilkan dosa. Mungkin sebagian dari kita pernah bertanya, “Darimana asalnya dosa?”. Bagi mereka yang pernah belajar filsafat dan teologi, jawabannya pasti akan bermacam-macam. Dosa asal menurut doktrin teologi orang Kristen adalah kondisi pertama kali manusia berbuat dosa saat di Taman Eden (Surga). Saat Adam & Hawa memakan Apel Eden; dalam Islam memakan buah Khuldi. Dalam kitab kepercayaan orang Kristen,   Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sering membicarakan penuhnya dosa dalam diri manusia namun tidak memiliki kata-kata "d

Minggu 24: Ibnu Rusyd (Averroes), Sang Penafsir

Gambar
  Ilustrasi yang menggambarkan Ibnu Rusyd  Bismillahirrahmanirrahiim, Ibnu Rusyd dilatinkan sebagai Averroes, adalah seorang filsuf dan pemikir dari Al-Andalus yang menulis dalam bidang disiplin ilmu, termasuk filsafat, akidah atau teologi Islam, kedokteran, astronomi, fisika, fikih atau hukum Islam, dan linguistik. Karya-karya filsafatnya termasuk banyak tafsir, parafrase, dan ringkasan karya-karya Aristoteles, yang membuatnya dijuluki oleh dunia barat sebagai "Sang Penafsir" (Bahasa Inggris: The Commentator ). Ibnu Rusyd juga semasa hidupnya mengabdi sebagai hakim dan dokter istana untuk Kekhalifahan Muwahhidun. Ibnu Rusyd lahir di Kordoba dari keluarga yang melahirkan hakim-hakim terkenal; kakeknya adalah qadhi al-qudhat (hakim kepala) dan ahli hukum terkenal di kota itu. Pada tahun 1169 ia bertemu dengan khalifah Abu Yaqub Yusuf, yang terkesan dengan pengetahuan Ibnu Rusyd. Sang khalifah kemudian mendukung Ibnu Rusyd dan banyak karya Ibnu Rusyd adalah proyek yang ditugask

Minggu 21 : St. Agustinus, Negara Tuhan & Kehidupan Biarawan

Gambar
  Lukisan " St. Agustinus dalam Studinya "  karya Vittore Carpaccio, 1502 M. Bismillahirrahmanirrahiim, Agustinus dari Hippo / Saint Augustine / Saint Austin atau lebih dikenal di Indonesia sebagai Santo Agustinus, merupakan seorang yang dianggap suci dari agama nasrani. Pemikiran-pemikirannya tentang konsep Gereja, sebagai suatu Kota Allah yang spiritual, berbeda dengan Kota Duniawi yang materiil. Pemikirannya sangat mempengaruhi cara pandang dunia abad pertengahan. Gereja yang berpegang pada konsep Trinitas , sebagaimana didefinisikan dalam Konsili Nicea dan Konsili Konstantinopel [1] , umumnya diidentifikasi sebagai Kota Allah-nya Agustinus. Pemikiran Agustinus Agustinus sendiri sangat terpikat akan filsafat, khususnya filsafat Plato dan Neo-Platonisme. Pemikiran-pemikiran filsafat Agustinus sangat dipengaruhi oleh Platonisme dan Neo-Platonisme, walaupun Aristotelisme dan Stoisisme juga mempengaruhi jalan berpikirnya. Sedangkan pemikiran teologis Agustinus dapat terli