Minggu 13: Pengunaan Bahasa Indonesia dalam Pendidikan Jarak Jauh di Masa Pandemi

 

Ilustrasi Pendidikan Jarak Jauh.

Sumber Gambar: Kumparan

 

Bismillahirrahmanirrahiim,

Pandemi virus Corona atau Covid-19, telah menjerumuskan kehidupan di seluruh dunia menjadi tidak karuan. Akibatnya, masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas di berbagai bidang dengan efektif. Pandemi ini juga menyulitkan bidang pendidikan, karena dengan terbentuknya Undang-undang yang melarang masyarakat berkumpul melebihi 10 orang, sebagai tindak pencegahan meluasnya penyebaran virus Corona. Sehingga, institusi-institusi pendidikan tidak dapat menyelenggarakan pembelajaran secara langsung, sehingga harus menerapkan Pendidikan Jarak Jauh.

Definisi Pendidikan Jarak Jauh adalah sistem pendidikan yang memiliki daya jangkau yang luas lintas ruang, waktu, dan sosioekonomi. [1]

Walaupun pada dasarnya metode Pendidikan Jarak Jauh sudah ditemukan dan dilakukan sebelum pandemi dimulai, namun kegiatan ini baru benar-benar diterapkan dan menjadi kewajiban bagi lembaga pendidikan dalam melakukan pengajarannya saat pandemi virus Corona berlangsung.

Di Indonesia sendiri, sistem Pendidikan Jarak Jauh telah dilakukan oleh Universitas Terbuka sejak 4 September 1984. Sistem Pendidikan Jarak Jauh dan Terbuka ini, terbukti efektif untuk meningkatkan daya jangkau dan pemerataan kesempatan pendidikan tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil, baik di seluruh nusantara maupun di berbagai belahan dunia.

Sistem Pendidikan Jarak Jauh dari Universitas Terbuka sendiri menggunakan media cetak (modul) dan media non-cetak (internet, televisi, siaran radio, audio dan video). Dalam pembelajarannya, Universitas Terbuka menjadikan mahasiswanya agar belajar secara mandiri, baik secara sendiri maupun berkelompok. Pengajar akan mengirimkan modul, serta kaset berisi video atau rekaman suara, sebagai tugas yang akan dikirimkan melalui media pos.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia, memudahkan proses Pendidikan Jarak Jauh. Dengan media digital seperti komputer, laptop, serta ponsel pintar, sekarang pengajar maupun pembelajar hanya perlu mengunggah aplikasi yang dapat melakukan Video Call atau Meeting Online.

Alhasil pengiriman cara konvensional, seperti menggunakan pos, sudah tidak digunakan kembali sebagai rujukan pembelajaran dan pengunaan pos hanya digunakan untuk pengiriman tugas formal seperti makalah atau skripsi. Sistem pembelajaran dengan media digital ini, dapat dinamakan dengan nama e-learning.

Zaman dahulu, Pendidikan Jarak Jauh khususnya dalam Pendidikan Bahasa Indonesia, mengharuskan mahasiswa untuk mendengarkan televisi atau radio, serta datang ke perpustakaan atau toko buku guna mencari dan membaca buku, sebagai referensi dalam mengerjakan tugas Bahasa Indonesia, seperti pembuatan artikel, makalah, puisi, dll. Apabila perpustakaan dan toko buku tidak mempunyai buku yang disarankan oleh pengajar, pembelajar mau tidak mau harus berkeliling daerahnya untuk mencari buku yang sesuai atau mirip dengan buku yang disarankan. 

Di era digital ini, Pendidikan Bahasa Indonesia dalam e-learning sangat dimudahkan dalam mencari referensi, apalagi jaringan internet sudah terdapat di berbagai wilayah. Sangat mudah untuk mencari referensi dari jurnal daring, e-book, serta pembelian buku daring. Pembelajar tidak lagi kesulitan dalam mencari referensi.

Selanjutnya, Pengajar Pendidikan Bahasa Indonesia dapat berinovasi dalam memberikan tugas Bahasa Indonesia secara daring kepada pembelajar, seperti memberikan tugas membuat blog atau membuat vlog.

Di masa pandemi, semua institusi pendidikan, baik sekolah maupun kursus sudah menggunakan sistem Pendidikan Jarak Jauh. Sehingga penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pendidikan Bahasa Indonesia, dapat dimaksimalkan dalam Pendidikan Jarak Jauh, karena dapat dipastikan orang-orang akan melakukan penelitian, bagaimana cara agar penggunaan Bahasa Indonesia secara efektif dalam Pendidikan Jarak Jauh.

Selain itu, di era digital ini, pembelajar tidak perlu lagi membuka buku Kamus Besar Bahasa Indonesia, karena hanya tinggal mengetik kosakata di internet.

Meskipun begitu, fakta di Indonesia sendiri, kendala di Pendidikan Jarak Jauh adalah hambatan jaringan internetnya, selain mengalami kendala lag dan penyebaran jaringan internet yang belum merata di seluruh wilayah negeri. Kondisi inilah yang menyebabkan pengajar dan pembelajar terkendala dalam melakukan Pendidikan Jarak Jauh.

(Najib Jayakarta)

 



[1] Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2011. Panduan Penyelenggaraan Model Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu 21 : St. Agustinus, Negara Tuhan & Kehidupan Biarawan

Minggu 7: Muhammadiyah atau NU?

Minggu 1: Norma Kesopanan

Minggu 19: Rasial, Klasifikasi Varian Manusia yang Kerap Berujung Diskriminatif

Minggu 28: Stigma Suku Betawi

Minggu 14: Minum Alkohol Tidak Mabuk, Boleh?

Minggu 10: Banyaknya Tugas Daring Pelajar Bunuh Diri

Minggu 12: Krisis Penjaga Gawang Demokrasi: Gibran dan Sang Partai Pengusung

Minggu 22 : Dosa Asal Manusia

Minggu 8: Pentas Seni atau Pentas Unjuk Gigi?