Minggu 15: Nano-Bioteknologi, Solusi Menghilangkan Bau Busuk Limbah

 

Bismillahirrahmanirrahiim,

      Bau busuk akibat limbah adalah permasalahan yang banyak dialami oleh masyarakat modern di seluruh dunia. Baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan.

      Masyarakat perkotaan selain terkena dampak buangan limbah industri, juga limbah dari buangan rumah tangga, perkantoran, pasar dan pusat bisnis. Bau got, saluran drainase kota, sungai yang tercemar dan lokasi pembuangan sampah adalah suasana yang umum sering terjadi.

       Demikian pula di pedesaan, saat ini banyak industri pengolahan karet, tapioka, minyak sawit dan Peternakan skala besar, telah mencemari suasana pedesaan dengan bau busuk akibat limbah organik yang dihasilkan.

      Teknologi untuk Menghilangkan bau limbah masih sangat sedikit di seluruh dunia, seandainya ada produksi Eropa, Jepang dan USA harganya milyaran Rupiah dan pengoperasiannya mahal serta merepotkan. Jadi jika ada yang mampu menundukan bau limbah secara murah, efektif dan praktis adalah sebuah prestasi yang luar biasa.

      Setiap ada masalah Tuhan pasti memberi jalan agar manusia berpikir untuk mendapat solusinya, demikian ajaran agama.
      Walau selama ini masih sedikit sekali teknologi Menghilangkan Bau di seluruh dunia, tapi kita dapat berbangga hasil karya Bangsa Indonesia tidak kalah kualitasnya.

      Atas upaya dalam rangka mencari solusi permasalahan limbah, DR. Tri Panji dan Ir. Suharsono, sebagai pakar mikrobiogi dengan tekun dan berdedikasi, ahirnya berhasil menyeleksi dan mengisolasi jenis fungi unggul, dari jamur pelapuk kayu yang ada di alam Indonesia, dengan riset ilmiah di laboratorium dan uji coba di berbagai lokasi limbah.

      Akhirnya mereka mendapatkan formula "Bubuk Pembasmi Bau Busuk Limbah Cair", sebagai bubuk yang dapat menghilangkan bau limbah yang dialami Rumah Pemotongan Hewan dan industri pengolahan ikan serta berbagai limbah berbagai jenis industri lainnya.
Merk dagang yang diedarkan bernama: DeoGone.



      Produk ini telah terbukti efektif, harganya relatif murah dan cara penggunaanya sangat praktis.

      Nano-Bioteknologi Dalam Pengolahan Limbah Cair adalah penggabungan dua kekuatan atau kelebihan, Dua buah produk riset berbasis nanoteknologi dan berbasis bioteknologi.

      Maksud dan contoh penggabungan ini adalah: aplikasi Nanobubble yang berbasis riset nanoteknologi dengan DeoGone yang berbasis riset bioteknologi, dalam sebuah pengolahan dan pemulihan limbah cair.

      Nanobubble, bisa digunakan secara mandiri mengolah limbah cair, dengan cara mengaerasi limbah cair menggunakan oksigen, lewat gelembung pengudaraan dalam skala ukuran nanometer.

      DeoGone, juga bisa digunakan secara mandiri mengolah limbah cair, dengan cara menggunakan kerja mikroba jamur, hasil riset secara bioteknologi.

      Keduanya jika digabungkan akan saling mengisi dan menghasilkan proses pengolahan limbah cair yang lebih baik, lebih cepat, lebih murah, efektif dan efesien.

      Empat prinsip dasar pengolahan limbah cair ramah lingkungan harus tercapai lebih maksimal, yaitu:

1). Biodedeorisasi, menghilang bau limbah secara alami.

2). Biodekolorisasi, menghilangkan warna limbah menjadi jernih secara alami.

3). Biodetosifikasi, menghilangkan kadar racun pulutan pada limbah cair secara alami.

4). Bioremediasi, pemulihan sebuah limbah cair secara alami dan menjadi air yang alami.

Semua keempat di atas tanpa intervensi bahan kimia buatan.

      Untuk pemesanan dan pembelian Deogone dapat dilakukan via daring melalui aplikasi e-commerce yang ada di Indonesia atau bisa menghubungi 081-7710-464 & 085-775-419-755

(Najib Jayakarta)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minggu 21 : St. Agustinus, Negara Tuhan & Kehidupan Biarawan

Minggu 7: Muhammadiyah atau NU?

Minggu 1: Norma Kesopanan

Minggu 19: Rasial, Klasifikasi Varian Manusia yang Kerap Berujung Diskriminatif

Minggu 28: Stigma Suku Betawi

Minggu 14: Minum Alkohol Tidak Mabuk, Boleh?

Minggu 10: Banyaknya Tugas Daring Pelajar Bunuh Diri

Minggu 12: Krisis Penjaga Gawang Demokrasi: Gibran dan Sang Partai Pengusung

Minggu 22 : Dosa Asal Manusia

Minggu 8: Pentas Seni atau Pentas Unjuk Gigi?