Minggu 20 : Peristiwa Woyla, Aksi Pembebasan Sandera Pertama di Luar Negeri
Ilustrasi Pembebasan Sandera
Sumber Gambar: Kompasiana
Bismillahirrahmanirrahiim,
Peristiwa Woyla
atau Penerbangan Garuda Indonesia 206 merupakan peristiwa pembajakan pesawat
pada 28 Maret 1981 oleh 5 orang teroris yang dipimpin oleh Imran bin Muhammad
Zein mengatasnamakan diri sebagai Komando Jihad.
Penerbangan
dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00
pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai
pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut tiba-tiba dibajak para
teroris yang menyamar sebagai penumpang. Setelah mendarat sementara untuk
mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut
terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang
Thai tanggal 31 Maret.
Para pembajak
menuntut agar para rekannya yang ditahan pasca Peristiwa Cicendo di Bandung,
Jawa Barat, supaya dibebaskan. Dalam Peristiwa Cicendo, 14 anggota Komando
Jihad membunuh empat anggota polisi di Kosekta 65 pada 11 Maret 1981 dini hari.
Usai peristiwa itu, sejumlah anggota Komando Jihad ditahan dan terancam hukuman
mati.
Peristiwa
pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla ini menjadi peristiwa terorisme bermotif
"jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah
maskapai penerbangan Indonesia.
Drama
pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla tersebut berlangsung empat hari di Bandara
Don Mueang Bangkok dan berakhir pada tanggal 31 Maret setelah serbuan kilat
Grup-1 Para-Komando yang dipimpin Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan.
Pilot pesawat Garuda, Kapten Herman Rante, dan Achmad Kirang, salah satu
anggota satuan Para-Komando Kopassandha, meninggal dalam baku tembak yang
berlangsung selama operasi kilat pembebasan pesawat tersebut.
Pada saat
terjadinya peristiwa ini, pasukan komando Indonesia belum memiliki pengalaman
dalam menangani peristiwa terorisme pembajakan pesawat. Kelompok khusus militer
Indonesia yang baru dibentuk saat itu, Kopassandha (Nama satuan Kopassus saat
itu), meminjam sebuah pesawat DC-9 untuk mempelajari situasi.
Komentar
Posting Komentar